Jumat, 23 Desember 2011

KEAJAIBAN BAGI PENEGAK PUASA SUNNAH SENIN Dan KAMIS

KEAJAIBAN BAGI PENEGAK PUASA SUNNAH SENIN Dan KAMIS

Pada pembahasan kali ini, penulis berusaha mengemukakan kesaksian nyata yang berkaitan dengan pengamalan puasa sunnah Senin dan Kamis. Perlu diingat bahwa kesaksian disini bersifat subjektif, oleh karena itu belum tentu berlaku bagi semua orang secara umum.

Bulan-bulan mendekati Ujian hingga “puncak keberhasilan”

Fulan semenjak SD hingga SLTP belum pernah sama sekali menduduki peringkat pertama di kelasnya. Saat ini Fulan kelas IX (kelas tiga SLTP). Dia selalu ditakuti rasa tidak lulus apabila Ujian Nasional diselenggarakan nanti. Maklum karena setiap Upacara pada hari Senin, Kepala Sekolah selalu “menakut-nakuti” para siswanya akan bahaya tidak lulus sekolah. Oleh karena yang kenan dampaknya nanti tidak hanya siswanya sendiri, melainkan Guru, Keryawan, Almamater Sekolah, serta Orang tua.

Dalam suatu malam di sebuah pengajian Masjid dekat rumahnya yang mengngkat tema “Tugas manusia hanya berusaha, mengenai hasil adalah ketentuan Allah SWT”. Sepulang pengajian Fulan pun memberanikan diri bertanya kepada Ustadz tersebut mengenai was-was yang dia rasa. Berikut percakapan mereka :

Fulan : Pak Ustadz, selama ini saya mengalami tekanan bathin yang dikarenakan oleh paksaan guru dan orang tua untuk belajar dengan rajin, agar lulus sekolah nanti. Padahal selama ini nilai saya hanya pas-pasan dan tidak pernah mendapat ranking di kelas. Jika dalam Islam ada solusi untuk masalah ini, mohon Pak Ustadz bias menunjukkan kepada saya.

Pak Ustadz : (membacakan QS. Ar. Ra’du : 11, kemudian menjelaskan), Manusia itu diwajibkan berusaha sekuat tenaga dalam mencapai cita-cita atau apa yang diinginkannya, tetapi usaha saja tidak cukup. Oleh karena itu manusia juga harus berdo’a kepada Allah SWT. Supaya do’anya dikabulkan, maka manusia harus beriman dan bertakwa kepada-Nya serta memperbanyak ibadah-ibadah sunnah disamping mengerjakan dengan sungguh-sungguh ibadah wajib.

Fulan : Ibadah sunnah apakah yang dapat meningkatkan kemampuan akal saya supaya supaya nilai EBTANAS saya besok tidak asal lulus, melainkanada nilai lebihnya Ustadz?

Pak Ustadz : Tapi belajarnay sudah maksimal Dik?

Fulan : Sudah Pak Ustadz.

Pak Ustadz : (berhubung orang Jawa, dengan loghat Jawanya sangat kental dia menjawab) “Mbok coba puasa Senin dan Kamis Dik!”

Fulan : Puasa Ustadz? Mengapa Ustadz?

Pak Ustadz : Ya, puasa sunnah Senin dan Kamis

( Fulan pun bertanya dalam hati “Apa hubungannya puasa dengan kepandaian atau kecerdasan?” ) Kemudian Fulan minta Pamit pulang.

Keesokan harinya bertepatan dengan hari Senin, Fulan mulai menjalankan puasa sunnah tersebut. Setelah bangun tengah malam sebelum melaksanakan sahur, Fulan mengambil Wudhu melaksanakan sholat malam. Setelah sahur sambil menunggu Adzan Shubuh, dia gunakan untuk belajar.

Kebiasaan ini dilakukan Fulan setiap hari Senin dan Kamis, dijalani dengan rasa penuh semangat. Orang tuanya pun kaget dengan perubahan yg dialami Fulan akhir-akhir ini. Anehnya walau demikian, ketika di sekolah mengikuti pelajaran sepanjang hari Fulan tidak pernah merasakan ngantuk. Rutinitas puasa Senin dan Kamis dengan semangat belajar yang sedemikian it uterus berlangsung hingga menjelang Ujian Naisonal. Dan alangkah terkejutnya ketika ada pengumuman kelulusan hasil Ujian Naisonal tersebut, Fulan menempati urutan pertama dengan NEM 43,53. Subhanallah.. rasa syukur tiada tertahan hamper meneteskan air mata ketika itu. Berbagai ucapan selamat dan komentar terus berdatangan dari Guru dan teman-temannya.

1 komentar: