Rabu, 09 Mei 2012

" Kesaksian Orang Mati Suri "


Begitulah judul cerita kali ini dari teman kita yang dibagikan di inbok kami, dia adalah : Ella Az-Zahra

Aslina adalah warga pekan baru yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit di jakarta. Setelah itu, Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,"jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke jakarta sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu..

Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya,” tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalammualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.. “ Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Kemudian Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akulah (amal) kamu.”

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.”

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.

”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua, ” ujarnya.

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100: Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

Setelah berpidato, aslina mendapatkan tepukan meriah dari penonton tapi bila di facebook, ia dapatkan jempol sekarang.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.

Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Dan Ternyata hidup ini hanya sementara, serta hanya amal juga hati yang bersihlah yang mampu menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.

Minggu, 06 Mei 2012

BOKINAN KAGAK ZAMAN

Kalau yang masih muda dan masih pacaran segeralah hentikan pacaran. Kalo merasa mampu lebih baik menikah segera itu lebih baik. mari kita tingkatkan diri kita sendiri, Jangan mudah tergoda oleh orang-orang sekitar yang berbangga-bangga berpacaran (maksiat cinta). Pacaran gak ada gunanya. Pacaran tidak lebih hanya ajang coba, coba, coba, gagal, sakit hati, coba lagi, gagal lagi. Dst.. Sementara dosa semakin bertambah

Tingkatin kualitas iman dalemin agama, Seandainya kualitas iman kamu udah meningkat dan semata-mata ikhlas karena Allah, siapa tau ada seorang ustadz atau teman yang ingin adiknya yang shalihah menjadi calon istri kamu dengan mahar yang ringan dan biaya yang ringan juga.

Semua jg Allah yang akan merestui dan menentukan sesuai kadar diri kita. Menempuh jalan yang baik pasti akan mendapatkan yang �terbaik. Jalan buruk pasti akan dapat yang buruk

Kenapa harus pake cara sendiri jika ada cara yang lebih suci dan halal. Bukankah Rasulullah telah menjelaskan cara memilih pasangan?

Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu Rasulullah lho yang jamin. Kalau kita sudah memilih agama jadi prioritas, pasti akan beruntung. Seandainya dia tidak kaya tapi rezekinya sudah di jamin sama Allah. Seandainya dia tidak cantik, tapi tiap malam tahajudnya dan ibadah lainnya tidak pernah tinggal dan penyayang serta berbakti banget sama suami sepenuh hati, semua kekurangan pasti akan tertutupi

Tingkatkan ketakwaan kepada Allah dan kualitas diri kita Wanita shalihah juga punya tipe lho dalam memilih calon imamnya. Intinya kita berusaha sesuai dengan agama bukan hawa nafsu, dan tak lupa berdoa

Cinta itu suci diberikan Allah kepada kita sebagai fitrah manusia. Karena datang langsung dari sifat Ar Rahman dan Ar Rahim Allah. Jangan dikotori kesucian itu. Tinggal bagaimana kita menyikapi cinta itu sesuai aturan yang telah ditetapkan Allah dan dicontohkan oleh Rasul.

So, ngapain takut dijodohin. Kan lebih selamat dari fitnah. Semoga Allah menjaga kita semua dan tetap istiqamah. Semoga semua jamaah yang baca ini bila belum nemu jodoh, Allah mudahkan menemukan jodoh terbaiknya. Amin.

 

Shared from : Yusuf Mansur Network

Rabu, 02 Mei 2012

DIKEJAR WAKTU


DIKEJAR WAKTU


Kalo kita berfikir mengenai judul di atas, bagaikan hal yang mustahil terjadi. Bagaimana suatu benda tidak berwujud mampu mengejar kita. Tidak realistis bukan? Namun bagi sebagian orang akan menganggap hal tersebut sedikit dibenarkan, mengapa demikian? Mari kita mencoba menyimak contoh kasus berikut.

Pada hari Senin, Pak Anda yang berprofesi sebagai tim pengantar surat yang bekerja pasa suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman surat dan barang di Jakarta Utara. Beliau mendapatkan tugas dari atasannya untuk mengirimkan surat yang berisi dokumen-dokumen penting untuk presentasi dalam sebuah meeting di PT Sinar Maju yang beralamat di Depok. Pesan atasan kepada Pak Andi adalah untuk mengirimkan dokumen-dokumen tersebut kepada PT Sinar Maju sebelum pukul 10.00 WIB. Pak Andi berangkat dari kantornya yang berada di Jakarta Utara pukul 08.30. Bisa kita bayangkan ketika kita berada pada posisi Pak Andi bagaimana dapat mengirimkan dokumen tepat pada waktunya. Kondisi inilah yang menggambarkan bagaimana “waktu” seolah-olah mengejar kita demi tujuan tertentu.

Contoh berikutnya adalah seorang ibu rumah tangga dimana dituntut untuk menyiapkan sarapan pagi untuk suami sebelum berangkat ke kantor dan anak-anaknya yang hendak berangkat ke sekolah. Ibu rumah tangga yang mau tidak mau mengharuskan bangun pagi-pagi untuk menyiapkan segala sesuatunya. Kondisi seperti ini yang menurut penulis juga dapat mengilustrasikan bagaimana seseorang dalam kondisi dikejar oleh yang bernama “waktu”

Pernahkah Anda merasa bahwa waktu yang Anda miliki terkadang terbuang secara percuma? Penulis rasa pasti Anda pernah menganggap hal tersebut benar dimana waktu yang Anda miliki terbuang secara percuma. Waktu dikatakan terbuang secara percuma atau sia-sia terlewati begitu saja dikarenakan :
a.       Waktu yang terus berjalan tidak mampu kita manfaatkan untuk melakukan hal-hal positif.
b.      Melakukan hal yang salah sehingga membuang tenaga dan biaya tanpa hasil yang setimpal dengan cost yang kita keluarkan. Dalam kasus ini disamping kita rugi budget juga rugi waktu yang terbuang sia-sia. Namun sebenarnya dalam hal ini kita seharusnya mampu belajar dari kesalahan untuk memetik poin-poin yang kedepannya menjadi sumber motifator untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik.
c.       Tidur berlebihan, jam tidur yang dianjurkan adalah sekitar 8 jam dalam satu hari (24 jam). Apabila kita terlalu banyak istirahat berarti kita telah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dan bermanfaat dari waktu yang semestinya bisa kita manfaatkan. Susuatu yang bermanfaat disini seperti membereska pekerjaan rumah, berwira usaha, atau mungkin hanya sekedar bermain ke rumah sahabat untuk mempererat hubungan.

Kita tentu memiliki masa depan yang bertujuan untuk membahagiakan diri kita sendiri maupun membahagiakan orang-orang yang ada di sekitar kita. Cita-cita yang hendak kita wujudkan tersebut tidak semudah membalikkan tangan. Cita-cita tersebut butuh perjuangan yang keras dan waktu yang lama.

Mari kita manfaatkan sebaik mungkin waktu yang kita miliki sekarang, tanpa melewatkan sedikitpun untuk hal yang sia-sia (tidak berguna). Oleh karena apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan masa depan kita nanti. Mulailah dari diri sendiri untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang sementara ini kita pendam dan akan kita wujudkan nanti. Mulailah berbuat dari hal terkecil untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tangga untuk meraih mimpi-mimpi kita itu. Bukankah di dunia initidak ada yang tidak mungkin? Selamat beraktifitas, semoga waktu yang kita miliki dapat kita manfaatkan sebaik mungkin.