Bagaimana reaksi kita ketika dikritik orang lain karena kinerja kita dinilainya lambat? Apa respons pertama kita saat Dosen mempertanyakan tugas yang menurutnya belum sesuai harapan? Bagaimana sikap kita mendengar orang lain menjelek-jelekkan dan menjatuhkan reputasi kita, padahal kenyataannya tidak demikian?

Kritik yang pedas maupun yang bersifat membangun, yang ringan maupun yang berat, yang benar adanya ataupun fitnah, sedikit banyak pasti akan membuat darah kita bergejolak. Terkadang kita sudah bekerja secara maksimal "habis-habisan", tetapi orang dengan entengnya melancarkan kritikan buat kita. Rasa kecewa, sakit hati, bahkan marah bisa muncul secaea spontan. Bila tidak pandai-pandai mendinginkan hati dan kepala, berlatih menyikapi kritik dengan taktis, bisa-bisa malah reputasi kita betul-betul merosot.
Kritik memang sudah pasti selaluada kemana pun kita melangkah. Orang-orang yang hebat, pintar, jenius, ahli, pekerja keras pun tidak luput dari kritik. Apabila pada tahap belajar, memulai sesuatu hal baru, yang hasil kerja kita masih jauh dari sempurna, sudah sewajarnya kita mengantisipasi kritikan deras yang bakal kita terima dan membuag jauh-jauh rasa sakit hati.
Di satu sisi, kita sadar bahwa umpan balik dan kritik penting untuk terus meningkatkan kualitas kinerja kita. Tindakan "tidak pikir panjang" atau bersikap defensif, biasanya akan membawa hasil yang tidak positif. Akan lebih baik bila kita tenangkan diri kita dan menganalisis siapa yang berbicara.Apakah orang yang memberi kritk "kredibel" atau tidak? Sudahkah kita menerka apa maksud kritikannya? Apakah asbun "asal bunyi" saja atau memang membuka mata kita akan sesuatu yang tidak kita sadari? Terkadang kita perlu meyakini bahwa berdiam diri bisa jadi tindakan yang tepat.
Kritik memang sudah pasti selaluada kemana pun kita melangkah. Orang-orang yang hebat, pintar, jenius, ahli, pekerja keras pun tidak luput dari kritik. Apabila pada tahap belajar, memulai sesuatu hal baru, yang hasil kerja kita masih jauh dari sempurna, sudah sewajarnya kita mengantisipasi kritikan deras yang bakal kita terima dan membuag jauh-jauh rasa sakit hati.
Di satu sisi, kita sadar bahwa umpan balik dan kritik penting untuk terus meningkatkan kualitas kinerja kita. Tindakan "tidak pikir panjang" atau bersikap defensif, biasanya akan membawa hasil yang tidak positif. Akan lebih baik bila kita tenangkan diri kita dan menganalisis siapa yang berbicara.Apakah orang yang memberi kritk "kredibel" atau tidak? Sudahkah kita menerka apa maksud kritikannya? Apakah asbun "asal bunyi" saja atau memang membuka mata kita akan sesuatu yang tidak kita sadari? Terkadang kita perlu meyakini bahwa berdiam diri bisa jadi tindakan yang tepat.

Reaksi defensif bisa jadi tidak produktif bila hanya menghabiskan tenaga tanpa hasil positif. Dengan banyaknya pertimbangan seperti ini, hal yang perlu kita lakukan ketika dikritik adalah menahan rekasi pertama kita. Bila mampu mendinginkan kepala dan kemudian menanggapi secara taktis, kita akan mendapatkan manfaat positif dari orang lain. Sementara itu, kita pun akan feel good karena berhasil mengontrol diri dan terhindar dari reaksi yang tidak pada tempatnya. Inilah tantangan kita mengubah mindset untuk bersahabat dengan kritik, baik itu yang membangun maupun menyakitkan, berterima kasih serta bersifat terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar