Rabu, 04 Juli 2012

GROBAKCHISE


“Grobakchise” salah satu bentuk wirausaha yang beberapa tahun belakangan ini sedang berkembang dengant pesat, mengingat modal yang dibutuhkan untuk membangun usaha jenis ini tidak lebih dari Rp. 10.000.000,- jutaan. Dengan modal yang relatif kecil, grobakchise pun bak jamur di musim penghujan, dimana-mana  ada. Usaha seperti apakah grobakchise ini? Ya, usaha grobakchise ini wujudnya bermacam-macam bidang yang ditekuni, seperti makanan ringan yang tahan lama maupun tidak tahan lama, aksesoris HP yang sering kita jumpai di depan kampus-kampus, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui kriteria “grobakchise” di atas, apabila kita amati bersama di sekitar kita tentu Anda juga setuju kalau bisnis gorengan mendominasi pasaran. Bisnis gorengan yang merupakan salah satu nemtuk usaha grobakchise  ini disetiap minimarket sepertinya bisa dipastikan selalu ada yang berdiri dan bekerja sama dengan pihak pengelola minimarket tersebut. Nilai plus dari grobakchise yang bekerjasama dengan pihak minimarket adalah bagi pedagang bisnis kecil-kecilan ini tidak perlu bekerja ekstra untuk mendapatkan pelanggan karena dengan berdiri di depan minimarket secara otomatis pedagang  akan mendapatkan konsumen dari pelanggan yang hendak berbelanja di minimarket baik konsumen loyal dengan usaha mereka maupun yang sekedar mencicipi prduk gorengan ini..
Tahukah Anda, siapakah pemain dari grobakchise di beberapa tahun belakangan ini? Menurut Guru Besar FE UI Bapak Rhenald Kasali memandang kecenderungan pertumbuhan usaha mikro dan kecil di Indonesia saat ini lebih di dominasi oleh anak muda perkuliahan dan cenderung ke jajanan warung atau cemilan. Beliau juga menyesalkan kondisi ini karena secara langsung mereka akan menyaingi pedagang kecil yang dari kalangan menengah kebawah. Menurut beliau, seharusnya para mahasiswa berinovasi dengan franchise bukan bertempur dengan pedagang kecil dan nantinya akan menjadi musuhn ya rakyat kecil. Memang baik apabila mahasiswa mampu berpenghasilan sendiri, syukur-syukur membiayai kuliah dengan sendirinya tanpa membebankan biaya ke orang tua. Namun beliau berharap untuk mahasiswa lebih berinovasi dalam membangun usaha. Apabila kita mundur ke tahun 1990-an, ada pada masa itu pemuda juga sebagai mahasiswa bernama Sudarpo yang sudah berani masuk dalam usaha perkapalan dan juga Hasyim Ning yang memulai kiprah pertaruhan bisnisnya pada usaha dealer mobil. Masa tahun 2010-an kesini kita hanya berani berjualan cemilan, dawet, gorengan? Maka dari itu, marilah visi industri kita bangun. Bisa kita memanfaatkan kredit industri sebagai modal membangun usaha. Inilah saatnya kewirausahaan Indonesia direvitalisasi, diarahkan ke industri khususnya energi terbarukan, lingkungan, dan inovasi.
Bang Haji Rhoma Irama berkata, “masa muda adalah masa yang berapi-api”. Masa muda puncaknya semangat juang tinggi, antusiame dan rasa ingin tahu tiada henti, dan selalu berambisi. Sejatinya semangat kemajuan ini mampu kita terapkan kepada hal yang positif, hal yang membangun, dan menunjang masa depan kita. Meski rezeki sudah ada yang mengatur, bukankah besar kecilnya rezeki tergantung usaha yang kita lakukan?
Mari pemuda Indonesia, janganlah menjadi pebisnis dengan bermental penumpang, tetapi pebisnis dengan mental pengemudi, pemenang bukanlah mereka yang tak pernah jatuh atau kalah, melainkan yang tak pernah berhenti, adapun yang kalah adalah mereka yang berhenti.

Salam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar