Mungkin
kota di Indonesia yang paling tepat kita sebut sebagai kota metropolitan adalah
Jakarta. Ya, kota yang satu ini sebagai Ibu Kota negara Indonesia memiliki
tingkat keaktifan yang sangat luar biasa. Maklum, sebagai pusat pemerintahan
negara, Jakarta mempunyai tanggung jawab terhadap berjalannya roda organisasi
dari semua pemerintahan tingkat provinsi. Dari masalah-masalah ekonomi, hukum,
dan sebagainya.
Dari
sedikit bahasan tentang pemerintahan, kita mencoba mengamati bagaimana gaya
hidup masyarakatnya secara umum. Dari segi berpakaian mungkin Anda juga setuju
kalau Jakarta sebagai kiblatnya mode di negar kita. Melalui sinetron, talkshow
selebriti, sampai gaya anak band yang sering tampil di televisi, secara tidak
langsung memberikan inspirasi cara berbusana bagi para penonton di seluruh
pelosok, oleh karena sejatinya mereka yang tinggal di pelosok tentunya juga
tidak mau ketinggalan trend berbusana terbaru. Namun, sebaiknya kita perlu
selektif dalam meilih busana. Tidak semua yang di tunjukkan merupakan cara
berbusana yang baik, ada juga yang terkesan negatif. Bukan hal yang aneh lagi
ketika para wanita berbusana yang terkesan menunjukkan aurat (merangsang), akan
memicu tindakan kriminal yang tidak diinginkan.
Ada
yang beranggapan bahwa kota metropolitan adalah kota yang tiada matinya.
Maksudnya dalam 24 jam kota tersebut tidak pernah sepi dari aktifitas. Dari
pagi karyawan/pegawai sibuk “ngantor”, sopir angkot, tukang ojek, dan
masyarakat lain bekerja banting tulang mencari nafkah demi anak istri. Ketika
malam hari tiba tidak lantas sepi seperti di pedesaan, di kota metropolitan ini
masih ada sebagian warga yang juga sibuk mencari uang. Aktifitas inilah yang
membedakan kota metropolitan dengan kota lainnya. Aktifitas tersebut antara lain
seperti ramainya club-club di sudut kota, memanjakan pekerja kantor yang
mungkin kelelahan sehabis kerja seharian guna menghilangkan kepenatan dan
sekedar merefresh otak. Selain itu ada juga game yang dipakai main taruhan oleh
beberapa orang, seperti biliard dan kartu remi.
Kota
metropolitan yang bisa dibilang kota produktif, dimana secara umum masyarakat
yang tinggal disana adalah pekerja keras, etos kerja tinggi, dan semangat
pantang menyerah. Produktifitas ini lah yang membuat perputaran uang berjalan
cepat, sehingga tidak sedikit warga pelosok yang berbondong-bondong mendatangi
Ibu kota untuk mengadu peruntungan mencari nafkah. Disamping itu peluang kerja
yang relatif sedikit di daerah asal juga mempunyai andil besar mengapa warga
pelosok mendatangi Ibu kota. Lalu, muncullah pertanyaan, bagaimanakah dengan
orang yang tidak mendapatkan kesempatan kerja di Ibu kota, karena tidak semua
warga pelosok yang datang pasti mendapatkan pekerjaan? Benar, tidak semua
pendatang mendapatkan pekerjaan di sini. Inilah mengapa angka kriminalitas di
Ibu kota sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar