Minggu, 01 Juli 2012

KOTA METROPOLITAN


Mungkin kota di Indonesia yang paling tepat kita sebut sebagai kota metropolitan adalah Jakarta. Ya, kota yang satu ini sebagai Ibu Kota negara Indonesia memiliki tingkat keaktifan yang sangat luar biasa. Maklum, sebagai pusat pemerintahan negara, Jakarta mempunyai tanggung jawab terhadap berjalannya roda organisasi dari semua pemerintahan tingkat provinsi. Dari masalah-masalah ekonomi, hukum, dan sebagainya.
Dari sedikit bahasan tentang pemerintahan, kita mencoba mengamati bagaimana gaya hidup masyarakatnya secara umum. Dari segi berpakaian mungkin Anda juga setuju kalau Jakarta sebagai kiblatnya mode di negar kita. Melalui sinetron, talkshow selebriti, sampai gaya anak band yang sering tampil di televisi, secara tidak langsung memberikan inspirasi cara berbusana bagi para penonton di seluruh pelosok, oleh karena sejatinya mereka yang tinggal di pelosok tentunya juga tidak mau ketinggalan trend berbusana terbaru. Namun, sebaiknya kita perlu selektif dalam meilih busana. Tidak semua yang di tunjukkan merupakan cara berbusana yang baik, ada juga yang terkesan negatif. Bukan hal yang aneh lagi ketika para wanita berbusana yang terkesan menunjukkan aurat (merangsang), akan memicu tindakan kriminal yang tidak diinginkan.
Ada yang beranggapan bahwa kota metropolitan adalah kota yang tiada matinya. Maksudnya dalam 24 jam kota tersebut tidak pernah sepi dari aktifitas. Dari pagi karyawan/pegawai sibuk “ngantor”, sopir angkot, tukang ojek, dan masyarakat lain bekerja banting tulang mencari nafkah demi anak istri. Ketika malam hari tiba tidak lantas sepi seperti di pedesaan, di kota metropolitan ini masih ada sebagian warga yang juga sibuk mencari uang. Aktifitas inilah yang membedakan kota metropolitan dengan kota lainnya. Aktifitas tersebut antara lain seperti ramainya club-club di sudut kota, memanjakan pekerja kantor yang mungkin kelelahan sehabis kerja seharian guna menghilangkan kepenatan dan sekedar merefresh otak. Selain itu ada juga game yang dipakai main taruhan oleh beberapa orang, seperti biliard dan kartu remi.
Kota metropolitan yang bisa dibilang kota produktif, dimana secara umum masyarakat yang tinggal disana adalah pekerja keras, etos kerja tinggi, dan semangat pantang menyerah. Produktifitas ini lah yang membuat perputaran uang berjalan cepat, sehingga tidak sedikit warga pelosok yang berbondong-bondong mendatangi Ibu kota untuk mengadu peruntungan mencari nafkah. Disamping itu peluang kerja yang relatif sedikit di daerah asal juga mempunyai andil besar mengapa warga pelosok mendatangi Ibu kota. Lalu, muncullah pertanyaan, bagaimanakah dengan orang yang tidak mendapatkan kesempatan kerja di Ibu kota, karena tidak semua warga pelosok yang datang pasti mendapatkan pekerjaan? Benar, tidak semua pendatang mendapatkan pekerjaan di sini. Inilah mengapa angka kriminalitas di Ibu kota sangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar